Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Dolar Menguat Usai Imbal Hasil AS Naik

Dolar Menguat Usai Imbal Hasil AS Naik

by Didimax Team

Setelah sempat melemah akibat kekhawatiran inflasi, kini dolar sudah menguat kembali. Penguatan dolar juga berpengaruh pada pelemahan harga emas. Meskipun demikian, kedua emas tidak begitu jatuh.

Pada Rabu kemarin, emas kembali jatuh dari level tertinggi 4 bulan. Hal ini disebabkan karena dolar dan imbal hasil dari Treasury AS mengalami kenaikan setelah terjadi pertemuan oleh Federal Reserve.

Harga spot emas mengalami penurunan ke angka 0,1 persen mencapai angka $1.866.64. Penurunan ini terjadi setelah sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 1.2 persen mencapai level tertinggi.

Pencapaian level tertinggi ini terjadi sejak 8 Januari yang mencapai angka $1.889.75. Sementara itu, emas berjangka AS diakhiri dengan kenaikan yang mencapai angka 0,7 persen menyentuh harga $1.881,50.

Sesuai dengan pertemuan tersebut, beberapa pejabat Fed terlihat siap untuk mempertimbangkan kembali perubahan kebijakan moneter. Hal ini berdasarkan kemajuan pesat pada pemulihan ekonomi menurut risalah Fed.

 

Penurunan Emas Akibat Dolar Menguat

Kepala perdagangan derivatif logam di BMO bernama Tai Wong menyebutkan pergerakan emas sedang dalam kondisi bergejolak. Rally hampir mencapai $40 pada obrolan pasar terkait bunga bank sentral.

Hal ini terjadi sebelum mengalami kemunduran akibat risalah Fed menunjukkan diskusi taper pada sejumlah peserta. Hal ini disarankan jika memungkinkan jika ekonomi terus mengalami kemajuan pesat.

Tai Wong menyebutkan meskipun hal ini dilakukan masih beberapa bulan lagi, pasar memberikan gambaran kepekaan terhadap perubahan Fed. Kisaran jangka pendek terbaru berkisar antara $1.850 - $1.890.

Tolok ukur imbal hasil Treasury AS yang menunjukkan pergerakan pelonjakan ke level tertinggi hampir terjadi dalam seminggu terakhir. Hal ini membuat terjadinya peningkatan biaya peluang untuk memegang emas.

Sementara itu, indeks dolar terlihat bergerak naik dari level terendah tiga bulan usai risalah Fed. Edward Moya, seorang analis pasar senior di OANDA juga ikut berkomentar dalam sebuah catatan.

Ia menyebutkan perdagangan emas kemungkinan memiliki tiket dengan satu arah ke $1.900. Meskipun demikian, Risalah Fed membuat terjadinya pembalikan besar dikarenakan pratinjau pembicaraan terkait taper yang mengirim pelonjakan imbal hasil.

Moya juga menambahkan bahwa ada suatu pembantaian pada beberapa kelas aset yang membuat para investor emas senang dengan kinerjanya. Beberapa pedagang terbakar bitcoin kemungkinan akan tetap setia pada emas.

Penguatan Harga Dolar dan Mematahkan Penurunan Beruntun

Pada Rabu kemarin dolar mengalami penguatan dan berhasil mematahkan penurunan beruntun selama 4 hari. Kenaikannya bangkit dari level terendah multi-bulan setelah adanya rilis kebijakan moneter terbaru dari Fed.

Pada risalah tersebut, beberapa anggota dari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Federal Reserve AS juga ikut berpendapat. Beberapa menyatakan terkai dengan pemulihan ekonomi yang membuat mendapatkan momentum tepat.

Presiden pasar dunia di TIAA Bank, Chris Gaffney menyebutkan hal terbesar adanya risalah Fed ialah penyebutan awal pembicaraan taper. Penyebutan langkah Fed dan penaikkan suku bunga akan berpengaruh pada dolar.

Meskipun demikian, risalah tersebut berasal dari adanya pertemuan yang terjadi sebelum rilis data ekonomi utama. Data ini menunjukkan pelemahan lebih lanjut pada pasar tenaga kerja serta lonjakan harga.

Semenjak saat itu, Fed selalu menawarkan jaminan terkait pelonjakan harga dalam waktu dekat tidak akan berakibat pada inflasi jangka panjang. Menurut Gaffney, The Fed akan selalu menyatakan inflasi bersifat sementara.

Indeks dolar yang berfungsi untuk mengukur greenback terhadap mata uang dunia juga menunjukkan kenaikan ke angka 0,52 persen mencapai angka 90,254. Sedangkan, terjadi tekanan harga pada tempat lain.

Disebutkan juga bahwa inflasi di Inggris terjadi dua kali lipat pada bulan April lalu mencapai angka 1,5 persen. Hal ini memicu kekhawatiran serupa terhadap adanya inflasi dalam jangka waktu lama.

Sementara itu, pound Inggris mengalami penurunan ke angka 0,58 persen terhadap dolar menjadi $1,4106. Sedangkan, Kanada merilis data baru terkait inflasi terkait pelonjakan harga konsumen ke angka 3,4 persen.

Data lain menunjukkan greenback naik ke angka 0,64 persen terhadap dolar Kanada mencapai angka $1,214. Sedangkan, euro menyentuh level tertinggi terhadap dolar sejak bulan pertama tahun ini.

Perkembangan harga dolar sejak kemarin terpantau naik. Kendati demikian, pengaruhnya terlihat pada menurunnya harga emas yang sebelumnya dijagokan untuk menghindari kekhawatiran terkait inflasi secara berkelanjutan.

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama