Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Mengenal Consumer Price Index dan Dampak Penerbitannya

Mengenal Consumer Price Index dan Dampak Penerbitannya

by Didimax Team

Consumer Price Index (CPI) atau indeks harga konsumen merupakan salah satu bagian dari high news impact. Indikator satu ini merupakan kebalikan dari indikator lainnya, 
yaitu Producer Price Index (PPI) atau biasa disebut juga sebagai indeks harga produsen.
 
Jika Anda adalah seorang trader maka informasi mengenai CPI ini pasti menjadi salah satu yang dinanti. Pasalnya, indeks yang terbit setiap bulannya melalui BLS (Bureau 
of labor Statistics) Amerika Serikat tersebut berperan dalam menentukan inflasi.
mo ta hinh anh

Pengertian Consumer Price Index

 
Indeks harga konsumen adalah sebuah alat ukur untuk menilai terkait pengubahan rata-rata mengenai suatu harga barang dan jasa yang penting. CPI bisa dihitung atau 
diukur dengan melakukan pemantauan terhadap perubahan harga di setiap barang.
 
Pada umumnya, indikator satu ini akan terbit setiap bulan setelah sudah ada penilaian. Hal tersebut menjadikan data yang terbit setiap bulannya merupakan hasil 
penilaian pada bulan sebelumnya. Data kemudian akan diproses untuk dilakukan pengukuran tingkat inflasi.
 
Meskipun demikian, beberapa negara lebih memilih menyimpan data tersebut untuk kemudian mempublikasikannya setiap tiga bulan sekali. Misalnya saja seperti di Australia 
dan Selandia Baru.
 
Tetapi, terdapat juga indikator ekonomi lain yang bisa digunakan dalam menilai tingkat signifikan dari inflasi. Misalnya saja seperti harga produsen, indeks konsumsi 
individu, harga impor barang, indeks biaya buruh, dan masih banyak lagi.
 
Misalnya saja seperti Amerika Serikat yang tidak hanya menggunakan Consumer Price Index saja melainkan menggunakan alat ukur tambahan. Alat ukur tersebut merupakan 
Personal Consumption Expenditure (PCE) atau data pengeluaran konsumsi pribadi.
 
Adapula di negara lain seperti di negara-negara Eropa yang cenderung menggunakan Harmonized Index of Consumer Prices (HICP). Indeks harmonisasi harga konsumen tersebut 
juga bisa digunakan dalam menilai tingkat inflasi negaranya.
 

Jenis-jenis Consumer Price Index

 
CPI sendiri terbagi dalam dua jenis untuk pengukurannya, yaitu kelompok keluarga dan individu perkotaan serta kelompok pekerja kantoran. Berikut adalah penjelasan dari 
dua jenis CPI tersebut:
 
1. CPI-U (for All Urban Consumers)
 
Jenis pertama ini merupakan Consumer Price Index yang diperuntukan bagi seluruh kelompok keluarga atau individu perkotaan (urban). Jenis ini menjadi yang paling besar 
karena mewakili setidaknya 88 persen dari total populasi Amerika Serikat.
 
Representasinya juga lebih baik dari masyarakat umum. BLS atau Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat juga telah melakukan perbaikan pengukuran CPI dengan 
memperkenalkan populasi target lebih luas pada 1978.
 
Selain itu, CPI-U juga didasarkan pada pengeluaran yang sebagian besarnya dari seluruh penduduk tetap di daerah kota atau metropolitan. Beberapa profesi yang masuk 
dalam CPI ini, yaitu seperti tenaga profesional, wiraswasta, sampai pensiunan dan pengangguran.
 
2. CPI-W (for Urban Wage Earners and Clerical Workers)
 
Untuk CPI-W bisa Anda pahami sebagai indeks harga konsumen bagi penerima upah perkotaan dan pekerja klerikal. Pengukuran ini mulai menjadi fokus dari Biro Statistik 
Tenaga Kerja Amerika Serikat di sekitaran tahu 1913-1977.
 
Pengukuran Consumer Price Index jenis ini didasarkan pada rumah tangga yang memiliki pendapatan lebih dari setengah pekerjaan administrasi. CPI-W juga melingkupi 
kelompok yang salah satu penerimanya telah dipekerjakan selama kurang lebih 37 minggu.
 
Jenis ini menjadi cerminan perubahan biaya manfaat yang dibayarkan kepada pengguna jaminan sosial. Pengukurannya setidaknya menyumbang sebesar 28 persen dari populasi 
negara tersebut.
 

Data Inflasi

 
Berdasarkan penilaian indeks harga konsumen, terdapat dua data inflasi yang ditemukan. Adapun pemahaman dari dua data tersebut adalah sebagai berikut:
 
1. Inflasi Utama
 
Data inflasi utama dalam Consumer Price Index akan memasukkan berbagai informasi mengenai perubahan yang terjadi secara lengkap. Misalnya saja perubahan terkait harga 
 
2. Inflasi Inti
 
Berbanding terbalik dengan inflasi utama, inflasi inti justru akan CPI olah tanpa harga energi dan makanan yang bersifat fluktuatif. Akan tetapi, indeks harga konsumen 
hanya menghasilkan gambaran jelas mengenai perubahan harga di suatu barang saja.
 
Data yang telah dimuat dari inflasi utama cenderung memiliki sifat fluktuatif karena mencakup seluruh informasi serta mampu memperkirakan inflasi inti. Selain itu, 
inflasi utama juga akan ditargetkan oleh bank sentral di negara setempat.
 
Data yang dicantumkan dalam Consumer Price Index ini berpotensi untuk memberikan perubahan pada pasar dalam jangka pendek. Bahkan, data tersebut juga bisa memberikan 
dampak terhadap terciptanya suatu kebijakan moneter tertentu.
 
Sehingga tidak heran jika bank sentral kerap diminta untuk mampu menargetkan inflasi yang terjadi. Oleh karena itu, CPI ini sendiri memang memiliki peran yang sangat 
penting dalam pasar uang.
 
Perlu Anda ketahui juga bahwa angka inflasi sendiri dinilai cukup sensitif sebab menjadi penentu harga yang konsumen bayar. Dalam hal ini konsumen bisa membayar baik 
untuk memperoleh suatu barang ataupun jasa.
 
Jika harga tersebut kemudian berada pada tingkat yang tinggi atau dalam kata lain mahal, maka iklim bisnis akan terkena pengaruhnya. Iklim bisnis akan sangat 
terpengaruh dalam hal menaikkan beban biaya.
 

Dampak Penerbitannya di Pasar

 
Pada saat Consumer Price Index terbit maka akan memberikan pengaruh terhadap banyak bank. Seperti salah satunya adalah munculnya keharusan untuk memotong suku bunga. 
Tidak hanya itu, beberapa bank juga menjadi negatif sehingga butuh alat penilaian lain.
 
Misalnya saja seperti kelonggaran kuantitatif untuk memberi rangsangan terhadap pengeluaran konsumen. Hal itu dilakukan agar bisa memicu terjadinya inflasi menjadi 
lebih tinggi lagi.
 
Tetapi, dampak penerbitan data sendiri tidak selalu berakhir negatif. Terdapat beberapa contoh yang bisa menjadi gambaran positif dari perilisan data inflasi. Misalnya 
saja seperti pada Bank of Japan dan Bank Sentral Eropa.
 
Kedua bank tersebut berhasil mendorong tingkat inflasi menuju target yang telah dipercayakan. Oleh karena itu, ketika laporan inflasi rilis setiap tiga bulan sekali, 
akan diperlihatkan adanya kenaikan atau penurunan.
 
Hal tersebut menjadikan pasar bisa lebih cepat membuat spekulasi, terkait kebijakan bank sentral nantinya. Pebisnis juga biasanya akan tahu serta memahami bahwa saat 
harga tinggi maka pendapatan yang dihasilkan juga akan lebih tinggi.
 
Apalagi, jika laba perusahaan mengalami kenaikan, maka harga saham juga akan ikut naik sehingga bisa berpotensi menambah kekayaan aset pemodal. Perusahaan juga 
tentunya menjadi lebih sehat degan meningkatnya pendapatan tersebut.
 
Tetapi, meskipun terdapat beberapa dampak baik perilisan data inflasi terbitan Consumer Price Index, tetapi saja inflasi itu sendiri menyeramkan. Kondisi tersebut bisa 
menyebabkan ketidakstabilan hingga memantik distorsi dalam suatu perekonomian negara.
 
Biasanya akan ada kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Bisa dengan tidak meningkatkan harga barang dan fokus pada peningkatan volume produksi. 
Sehingga, Anda semua harus tetap berhati-hati akan kondisi ini.
 
Dari penjelasan mengenai Consumer Price Index di atas, Anda bisa mengetahui betapa pentingnya perilisan data dari indikator ini. Sehingga, jika Anda adalah seorang 
trader, pastikan tidak melewatkan informasi high news impact yang satu ini.

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama