Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Poundsterling Diprediksi Menguat Tahun Ini, Benarkah?

Poundsterling Diprediksi Menguat Tahun Ini, Benarkah?

by Didimax Team

Keadaan perdagangan antar satu negara dengan negara lainnya memang sangat dibutuhkan. Jika tercipta kerjasama yang bagus dan memberikan efek positif untuk hubungan kedua negara, maka berdampak baik pada kenaikan nilai mata uang kedua negara yang bersangkutan. Hal ini tengah dirasakan oleh seluruh negara di dunia baik itu negara maju maupun berkembang.

Sama halnya seperti negosiasi perdagangan Inggris-Uni Eropa yang sudah lama menjalin kerja sama dan dalam waktu mendatang akan melanjutkan negosiasi lainnya. Dalam dua hari terakhir, diketahui bahwa nilai uang Poundsterling sempat menguat meski beberapa waktu yang lalu mengalami penurunan. Diketahui menurut laporan pada berita yang dirilis kemarin, 6 Feb 2020 dikatakan bahwa EUR/GBP mengalami kenaikan sebesar 0.8463. 

Ini terjadi karena dampak atau efek dari adanya kenaikan GBP/USD yang menurut catatan, kenaikan hariannya itu mencapai angka 0.12 persen di sekitar 13047. Namun, ternyata kabar ini tidak selalu pertanda baik seperti yang diharapkan kedua belah pihak. Karena, banyak para pelaku dagang terlalu mencemaskan kondisi pasar market. 

Seperti yang dikutip dari paparan para analis yang mengatakan bahwa kecemasan pelaku pasar ternyata sudah melampaui batas. Faktor yang menyebabkan para pelaku pasar bersikap demikian karena Inggris dan Uni Eropa akan mencapai kesepakatan dagang dalam waktu dekat. Namun, tetap saja meski kecemasan itu diperlihatkan sedemikiannya tetap saja kedua negara akan tetap melanjutkan kerja samanya.

 

Perundingan Dagang Uni Eropa dan Inggris

Menurut berita yang beredar, dikatakan bahwa PM Inggris, Boris Johnson dan Negosiator dari Uni Eropa, Michael Barnier akan melakukan pertemuan. Dimana, pada pertemuan itu mengisyaratkan misi berlawanan yang akan diusung pada perundingan dari kedua wilayah bersangkutan. Karena hal yang akan dilakukan ini menimbulkan kekhawatiran pihak yang terkait, maka terjadinya kerosotan nilai tikar Pound.

Meski kemungkinan merosotnya nilai mata uang hanya 1 persen, namun akan berdampak besar pada mereka yang melakukan bisnis saham dalam jumlah yang besar. Tetapi, tidak lama setelah itu para pakar langsung mengambil tindakan dengan mengutarakan outlook mereka. Dimana, isi pemaparan outlooknya lebih kepada ajakan agar pihak yang terlibat tetap optimis terhadap hasil perundingan. 

Senada dengan rasa ingin tahu pihak yang terlibat terhadap hasil dari perundingan dagang Uni Eropa-Inggris, akhirnya tiba. Perundingan yang berlangsung diketahui berjalan sangat singkat yang ditandai dengan deadline masa transisi brexit yang sudah ditetapkan pada 31 Desember 2020. Sesuai dengan pesan yang disampaikan para pakar agar para pihak tidak terlalu khawatir memang benar adanya. 

Hal ini bisa diketahui dari kesimpulan yang disampaikan mengenai ketergantungan perekonomian yang cukup tinggi atas kedua belah pihak. Maka, para pejabat yang berada pada level top diperkirakan akan memberikan keputusan terbaik tanpa menggantung perundingan dengan percuma. 

Hasil Polling Routers

Dirilis kemarin, hasil polling ini ternyata menyebutkan kabar gembira pada beberapa pihak yang diuntungkan. bahwa, Sterling akan menguat mencapai angka 4 persen dalam waktu setahun. Namun, ini hanya sekedar perkiaraan saja yang mungkin bisa dicapai dengan kesepakatan antara Inggris dan Uni Eropa yang mungkin terjadi. 

Ada faktor lain yang juga meningkatkan optimisme para pakar, yaitu karena janji yang disampaikan oleh PM Boris Johnson pada pemilunya. Ia menggelontorkan stimulus fiskal yang mendukung lonjakan pertumbuhan ekonomi. Ia juga menyampaikan bahwa mereka masih suka membeli Sterling tanpa adanya pemangkasan suku bunga. Hal ini ternyata menjadi faktor utama adanya momentum baru bagi tren Sterling.  

Pada beberapa waktu kedepan, dalam waktu enam bulan menunjukkan bahwa Pound dapat meningkat ke USD1.31 hanya dalam waktu sebulan saja. Hasil prakiraan ini didapatkan dari survei Reuters yang diadakan selama 5 hari lalu pada 31 Januari-4 Februari 2020. Kenaikan akan disusul oleh USD 1.35 dalam waktu setahun kedepan. 

Prakiraan ini jika berhasil akan berdampak pada masih rendahnya nilai tukar Pound dibandingkan dengan level USD1.50. Namun, jika fokus pada nilainya ternyata sudah beranjak pada posisi lebih baik dibandingkan rekor terendah 1.1649 lalu. Beberapa waktu ke depan, para trader dan investor akan terus memantau rilis data PMI untuk bulan Januari pada sektor jasa dan komposit Inggris. 

Diharapkan untuk masing-masing pihak terlihat dapat mencegat kenaikan signifikan. Selain itu, perpindahan dari area kontraksi ke area ekspansi juga sangat disarankan untuk dilakukan jika memang diperlukan. 

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama