Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Pemangkasan Reli Selama Empat Hari Akibat Bursa AS Tertekan

Pemangkasan Reli Selama Empat Hari Akibat Bursa AS Tertekan

by Didimax Team

Dilaporkan pada Jumat (07/02/2020), bursa saham Amerika Serikat mengalami penekanan di perdagangan. Kondisi tersebut berpeluang untuk menghapus penguatan yang terjadi selama empat hari terakhir. Tepatnya yaitu pada saat investor sedang merilis data tenaga kerja Amerika.

Tercatat pada pukul 07.00 waktu Amerika, harga kontrak berjangka Dow Jones mengalami penurunan yang cukup besar yaitu sebanyak 105 poin. Angka tersebut menjadi penanda bahwa koreksi sebesar 120 poin yang terdapat pada pencatatan. Kondisi sama juga dihadapi pada kontrak berjangka S&P 500 dan juga tidak ketinggalan Nasdag 100.

Perkiraan yang disampaikan oleh ekonom pada polling Dow Jones, Amerika akan membuka kesempatan kerja setidaknya 158.000 peluang kerja baru. Prediksi tersebut setidaknya telah terjadi pada Januari. Untuk pelaporan pengangguran flat ditaksir berada di angkat 3,5%. Untuk data resminya akan dirilis seiring dengan pembukakan pasar.

 

Penundaan Penguatan di Bursa AS

Peluang ambruknya ekonomi China akibat penyebaran virus corona di Wuhan berpotensi menyebabkan adanya penundaan penguatan di bursa Amerika. Berita terbaru yang disampaikan oleh Komisi Kesehatan Nasional China Jumat kemarin menginformasikan bahwa jumlah penderita infeksi virus corona semakin bertambah menjadi 31.131 korban.

Sebanyak 636 orang telah dilaporkan meninggal. Komentar akan penanganan wabah tersebut juga disampaikan oleh Presiden Donald Trump melalui Twitternya bahwasannya Presiden Chinna lebih fokus akan serangan balasan terhadap infeksi corona. Kondisi berbeda ditunjukan oleh Wall Street yang justru mengalami penguatan yang cukup tajam.

Hingga pada Jumat pekan ini, menyusul respon baik dari data ekonomi serta kinerja emiten Amerika yang justru mampu menaklukan sentiment negative mengenai efek buruk infeksi virus corona. Indeks S&P 500 dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 3,7% pada minggu ini serta dapat mengarah kinerja mingguan paling baik dimulai sejak juni. 

Dow Jones mampu berkembang hingga 4% dalam sepekan, sementara Nasdaq mengalami kenaikan sebesar 4,6%. Keputusan Beijing untuk memangkas tarif pada produk Amerika hingga mencapai US$ 75 miliar rupanya mendapatkan respon yang cukup baik dari pasar. 

Pernyataan resmi tersebut telah disampaikan oleh Kementerian Keuangan China yang telah efektif mulai 14 Februari kemarin. Tujuannya adalah untuk mendukung perkembangan yang lebih sehat dan stabil untuk perdagangan yang dilakukan oleh kedua negara. 

Penguatan Pekan Depan Terbuka

Tren penguatan atau Bullish kini tengah memasuki Indeks Saham Gabungan (ISHG). Setidaknya telah tercatat pada hari ke empat yang secara berurutan dengan besaran poin sebanyak 12. Nilai tersebut setara dengan penguatan 0,21% menjadi 5.999 pada Jumat kemarin. 

Dilihat dari segi teknikal, ISHG memiliki tanda bullish selama lima hari terakhir posisinya berada pada diatas nilai rata-ratanya. Kondisi tersebut berpotensi mengalami penguatan pada pekan depan sebab posisi ini belum sempat mencapai level jenuh beli atau overbought berdasarkan indikator yang diperlihatkan Relieve  Strenght Index (RSI).

Penguatan yang tidak begitu banyak sebanyak 0,02% menjadi awal dimulainya perdagangan IHSG. Akan tetapi mengalami surut akibat aksi ambil untung atau profit taking. Kondisi tersebut pada akhirnya kembali menguat ketika mendapatkan dukungan kondisi global yang membaik begitu pula dengan Wall Street Amerika yang juga mengalami penguatan.

Diketahui pada akhir sesi satu, indeks acuan bursa mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu dari 0,15% menjadi 5.996. Rilis data BI rupanya memberikan penguatan pada bursa dengan mengumumkan cadangan devisa pada Januari lalu. Jumlah cadangan devisa tersebut mengalami peningkatan dari US$ 2,5 miliar ke US$ 131, miliar.

Hal tersebut seperti yang dipaparkan oleh BI secara langsung kepada publik pada Jumat 07022020, “cadangan devisa Indonesia berada di posisi US$ 131,1 miliar. Agkat tersebut mengalami peningkatan dari bulan Desembar lalu yaitu sebesar US$ 129,2 miliar.” Kata Bank Indonesia. 

Sedangkan pada sesi II, ISHG lebih condong mengalami pergerakan kearah samping kemudian berakhir dengan nilai penguatan sebesar 0,21% pada zona hijau. Sebagai informasi bahwa indeks saham dapat dijadikan sebagai acuan bagi para investor saham yang bergelut di pasar modal. 

Hal tersebut sangat penting dalam rangka mengetahui secara gamblang pergerakan harga saham ataupun untuk menentukan saham dari emiten.

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama