Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Nilai Tukar Mata Uang Sterling Membaik, Dolar Jatuh Terpuruk

Nilai Tukar Mata Uang Sterling Membaik, Dolar Jatuh Terpuruk

by Didimax Team

Pada hari Selasa (23/2) Dolar Amerika Serikat terjun ke level bawah terhadap pound Inggris dan beberapa mata uang Eropa lainnya. The greenback mengalami penurunan karena optimisme investor terhadap pemulihan ekonomi dunia. Hal tersebut berdampak pada peralihan ke aset berisiko.
 
GBP/USD mencapai rentang 1.4104. Nilai tersebut adalah angka yang tinggi bagi pound sejak April 2018. Hal utama yang mampu membawa sterling ke posisi atas adalah keberhasilan proses vaksinasi negara tersebut. Vaksinasi berpotensi membantu pemulihan ekonomi setelah dirusak oleh pandemi.
 
Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan bahwa suku bunga tidak akan dinaikkan dan The Fed berencana terus membeli obligasi untuk mendukung pemulihan ekonomi AS. Namun, di sisi lain hal tersebut berdampak buruk pada nilai tukar dolar dan menguntungkan mata uang negara lain.
 

Peningkatan Nilai Mata Uang Sterling Inggris

 
Pada hari Selasa (23/2) Pound merangkak naik sebesar 0.30% menuju rentang 1.4100 terhadap dolar Amerika Serikat. Data ketenagakerjaan yang positif dan pelaksanaan vaksinasi memberi kekuatan bagi sterling. Namun, rencana pelonggaran lockdown mendapat berbagai respon dari investor. 
 
Berdasarkan data UK Office for National Statistics (ONS), jumlah klaim pengangguran di bulan Januari mengalami penurunan sebesar 20.0k. Hal tersebut lebih rendah daripada prediksi pasar yang meningkat sebesar 35.0k. Sebelumnya, jumlah pengangguran Inggris dalam Bulan Desember adalah sebesar 5.1%. 
 
Selain data pengangguran, rata-rata pendapatan juga menunjukkan kondisi ekonomi Inggris yang bagus. Rata-rata pendapatan yang dihitung tanpa melibatkan bonus mengalami peningkatan menuju rentang 4.1%. Hal tersebut di atas ekspektasi pasar yang sebesar 4.0% dipenghujung tahun 2020. 
 
Data-data tersebut menggambarkan kondisi positif ekonomi Inggris. Data ketenagakerjaan juga mampu menghapus prediksi negatif pasar. Tetapi, meski menunjukkan hal positif, jumlah pengangguran jauh lebih tinggi sejak Juli 2015. 
 
Proses vaksinasi virus covid-19 bergerak cepat dan berjalan dengan sukses. Inggris sudah memberikan lebih dari 27 dosis per 100 orang berdasarkan data dari Bloomberg. Hal tersebut telah jauh melebihi enam dosis untuk UE dan telah membantu pound menjadi mata uang dengan kinerja baik tahun 2021.
 
Upaya Inggris untuk memulihkan ekonomi selanjutnya adalah merencanakan pembukaan lockdown secara bertahap. Kemudian, lockdown akan benar-benar dihapuskan pada 21 Juni mendatang. Rencana pemerintah tersebut menuai berbagai respon dari pasar. Beberapa pihak mendukung upaya tersebut namun pihak lain menentangnya. Pasar masih menganalisis rencana ini bagi masa depan Inggris.
 

Dolar Semakin Jatuh Pasca Testimoni Powell

 
Pada sesi perdagangan hari Rabu (24/2), dolar mengalami penurunan hingga pada rentang 90.26. Hal tersebut terjadi setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengungkapkan opini  dalam kongres Amerika Serikat. Powell mengungkapkan bahwa pihaknya tidak akan menaikkan suku bunga dalam beberapa waktu ke depan.
 
Berdasarkan pernyataan Powell, terdapat potensi suku bunga The Fed tidak akan beranjak dari rentang 0.0-0.25 persen sampai beberapa tahun mendatang. Bank sentral berencana menjaga suku bunga di level rendah untuk memulihkan perekonomian. Meskipun kebijakan tersebut menyebabkan inflasi dan melemahkan nilai tukar the greenback.  
 
Potensi inflasi juga berasal dari kemungkinan realisasi stimulus dari Presiden Joe Biden dalam angka 1,9 triliun dolar. Ronald Simpson, direktur pelaksana analisis uang menyatakan bahwa inflasi dapat dihindari ketika proses vaksinasi di AS berjalan lancar dan mampu membantu memulihkan ekonomi Amerika Serikat.
 
Powell juga mengajukan rencana untuk menciptakan dolar dalam versi digital. The Fed mengharapkan 2021 dapat mengembangkan the greenback digital. Selain itu, nantinya juga diperlukan kebijakan khusus dari bank sentral yang akan mengatur pengembangan dan implementasi mata uang digital tersebut.
 
Selain Amerika Serikat, beberapa negara lain juga sedang merencanakan pengembangan mata uang fiat ke dalam bentuk digital. Hal tersebut merupakan respon inovatif mereka terhadap popularitas Bitcoin. Mata uang kripto tersebut telah berkembang pesat dan bahkan nilainya mencapai posisi tinggi. 
 
The Fed masih menyusun rencana mengenai dolar dalam bentuk digital. Hal ini disebabkan oleh posisi the greenback sebagai mata uang cadangan dunia. The Fed harus mengambil langkah cerdas dan teliti agar tidak merusak nilai dolar dalam pasar global. Rusaknya nilai dolar akan berpengaruh terhadap aset-aset lain.
 
Pound mengalami kenaikan besar setelah menyelenggarakan proses vaksinasi virus covid-19. Vaksinasi tersebut mampu berjalan dengan lancar dan cepat. Di sisi lain, dolar mengalami keterpurukan. Kebijakan The Fed yang mempertahankan suku bunga rendah membuat the greenback melemah.

 

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama