Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Indikasi Menurunnya Harga Komoditas Diingatkan Oleh BPS

Indikasi Menurunnya Harga Komoditas Diingatkan Oleh BPS

by Didimax Team

Pihak dari Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono beberapa waktu terakhir selalu mengingatkan mengenai indikasi adanya penurunan harga komoditas unggulan Indonesia. Aspek penurunan tersebut sangat fokus pada area universal pemasaran, terutama untuk pasar global. 

Respon pasar ini tentunya sangat perlu diwaspadai pada tahun 2023, apalagi dengan beberapa indikasi adanya kemungkinan gejolak resesi dengan tingkat ancaman cukup besar dan telah dialami oleh beberapa negara lain.

Dalam kesempatan konferensi pers pada hari senin kemarin pihaknya juga menambahkan bahwa ancaman penurunan tersebut tentunya masih berhubungan dengan kualitas dan andil besar ekspor yang mampu memberikan stimulus untuk pertumbuhan ekonomi sejak tahun 2022.

Hasilnya pengaruh tersebut secara akumulasi mampu memberikan pembeda kepada kondisi ekonomi negara yang secara terus menerus masih bisa tumbuh dan dikembangkan dengan baik meski adanya ancaman tersebut. 

Disisi lain pihak BPS mengetahui bahwa jika penurunan harga komoditas unggulan Indonesia terjadi maka akan terus memberikan dampak lebih luas lagi kepada semua kondisi ekonomi.Untuk memahami hal tersebut maka berikut ini adalah beberapa aspek yang setidaknya memiliki hubungan luas dengan ancaman penurunan harga komoditas unggulan Indonesia.

 

Keuntungan Nilai Ekspor Tinggi Bagi Indonesia

Secara keseluruhan konsep yang dibangun oleh ekonomi Indonesia memang mampu memberikan sumbangsih besar terkait kondisi ancaman penurunan harga komoditas unggulan Indonesia. Sehingga hal ini bisa menjadi tolak ukur bersama dalam menjaga stabilitas ekonomi menjadi lebih baik hingga saat ini.

Indonesia pada saat ini tentu masih sangat diuntungkan dengan kondisi relatif tingginya harga komoditas ekspor beberapa produk unggulan untuk bersaing di pasar global. Sehingga dampaknya bisa dirasakan dalam bentuk beberapa manfaat, salah satunya adalah adanyai indikasi penerimaan tidak terduga atau biasa dikenal dengan windfall.

Windfaal ini secara akumulasi mampu menjadi harapan baik kepada aspek ekonomi Indonesia dan tentunya mampu mendongkrak kualitas dan kinerja ekspor dengan kemampuan untuk menstimulus adanya kondisi neraca perdagangan. Sehingga tidak heran jika kualitasnya mampu menjadi keuntungan tersendiri.

Menurut data pada tahun 2022, pihak BPS juga menyebutkan bahwa kualitas ekspor barang dan jasa memiliki hasil baik dengan kualitas pertumbuhan mencapai 16,28 persen. Aspek ini tentunya berbanding terbalik dengan kondisi sebelumnya yang cenderung lebih rendah atau biasa dikenal dengan istilah (year-on-year/yoy).

Adanya stabilitas ekspor yang terus tumbuh inilah menjadi cikal bakal besar pengaruh untuk menumbuhkan akar ekonomi sangat kuat. Sehingga mampu menjadi dasar dan kekuatan ekonomi pada saat kondisi konsumsi menengah ke bawah belum sepenuhnya normal dan kembali ke level terbaik pasca pandemi.

Bahkan saat ini Windfall ekspor masih tetap berlanjut, akan tetapi aspek ini terancam dengan adanya indikasi penurunan komoditas unggulan sedang mengalami ancaman penurunan harga, terutama untuk produk seperti minyak kelapa sawit meski dalam satu sisi nilai dan volume ekspor dari produk kelapa sawit ini terus mengalami peningkatan.

Disisi lain neraca perdagangan Indonesia terus memberikan penilaian besar dan semakin berkembang dengan adanya surplus sebesar 54,53 miliar dolar AS tepatnya pada tahun 2022. Dengan ini maka kondisi ekonomi masih tumbuh hingga mencapai angka 53,96 persen (yoy), hal ini tentu tidak lepas dari kondisi ekspor barang yang juga tercatat mengalami peningkatan hingga 219,98 miliar dolar AS.

Oleh sebab itulah maka tidak heran jika BPS masih terus mewanti wanti semua pihak yang ada dalam wilayah tersebut untuk selalu waspada akan ancaman penurunan harga komoditas. Aspek ini tentu menjadi penentu utama stabilnya ekonomi secara menyeluruh.

Ancaman Inflasi dan Resesi

Selain ancaman penurunan harga komoditas unggulan Indonesia, pihak BPS juga menyebutkan bahwa persoalan menjaga inflasi menjadi salah satu mekanisme penting yang sangat mampu memberikan pengaruh. 

Tentunya perlu diperhatikan pada tahun ini meski secara data terbaru secara global adanya indikasi inflasi masih terus menurun. Inflasi tetap menjadi perhatian apalagi dengan adanya adanya ancaman penurunan harga komoditas unggulan Indonesia. 

Hal ini tentunya bisa memperparah kondisi ekonomi. Solusi yang bisa diambil tentu dengan menjaga kestabilan menjaga harga barang dan jasa untuk terus bisa menjadi stimulus masyarakat untuk sehatnya ekonomi.

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama