Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Ada Sentimen Terhadap Kenaikan Suku Bunga Fed, Minyak Justru Tertekan

Ada Sentimen Terhadap Kenaikan Suku Bunga Fed, Minyak Justru Tertekan

by Didimax Team

Sentimen pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga Fed terlihat jelas. Sekarang hampir setiap pelaku pasar yakin kalau kenaikan suku bunga yang akan dilakukan Fed tidak akan sebesar bulan sebelumnya.

Di bulan sebelumnya, kenaikan suku bunga mencapai 50 basis poin. Banyak orang memprediksi kalau kenaikan tersebut hanya akan setengah dari kenaikan bulan lalu. Ini membuat kenaikan yang akan dilakukan Federal Reserve hanya 25 basis poin.

Ekspektasi kenaikan ini sendiri bisa dikatakan sebagai sesuatu yang cukup unik. Itu karena Fed sendiri baru akan merilis kebijakannya di hari Rabu. Oleh karena itu, tidak ada satupun alasan yang membuat ekspektasi kenaikan suku bunga tersebut menjadi sesuatu yang pasti.

Tetapi masalahnya, setiap pelaku pasar nampak sangat yakin kalau kenaikan yang terjadi akan berada di kisaran tersebut. Memang kondisi inflasi yang mulai mereda dan pertumbuhan ekonomi yang mulai terlihat membuat perubahan tersebut mungkin.

Namun hal tersebut masih belum bisa menjamin hasil yang muncul. Situasi ini sendiri memberikan efek yang unik. Ternyata sentimen terhadap kenaikan suku bunga ini memberikan efek instan terhadap harga minyak.

Setelah dilakukan perhitungan, harga minyak ternyata langsung tergelincir. Ini jelas membuktikan kalau sentimen terhadap kenaikan suku bunga tersebut menekan harga minyak mentah. Efek ini sendiri tidak disadari oleh kebanyakan pihak.

 

Minyak Tergelincir karena Meningkatnya Sentimen

Peningkatan sentimen yang sekarang terjadi justru membuat harga minyak menjadi tergelincir. Sebenarnya harga minyak yang tergelincir ini tidak hanya disebabkan oleh kenaikan suku bunga yang akan dirilis.

Hal lain yang menjadi penyebab utama dari perubahan harga emas tersebut terletak pada tanda-tanda eksposur Rusia yang kuat. Ekspor ini sendiri sebenarnya mengimbangi meningkatnya ketegangan yang terjadi di Timur Tengah.

Sekarang situasi di sana sendiri memang sedang tidak kondusif. Itu karena sebelumnya terdapat serangan pesawat tak berawak yang dilakukan oleh Iran. Belum lagi ada harapan permintaan dari China yang angkanya lebih tinggi dari sebelumnya.

Sebenarnya ekspektasi pelaku pasar sendiri tidak hanya diberikan pada Federal Reserve. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, memang ada ekspektasi dari pelaku pasar agar peningkatan suku bunga menjadi 25 basis poin.

Namun ada juga ekspektasi terhadap kebijakan terbaru yang akan dirilis oleh Bank Inggris dan Bank Sentral Eropa. Harapannya, kedua pihak tersebut mengalami kenaikan setengah poin. Kebijakannya sendiri dirilis dalam waktu berdekatan dengan kebijakan Federal Reserve.

Itu karena Bank Inggris dan Bank Sentral Eropa akan merilis kebijakannya di hari Kamis. Dengan adanya perilisan kebijakan tersebut, minggu ini memang menjadi minggu yang padat di dunia ekonomi.

Penurunan yang Terjadi Pada Harga Minyak

Minyak mentah brent mengalami penurunan di angka 0,3 persen. Dengan penurunan tersebut harga minyak mentah berkurang sekitar 27 sen menjadi 86, 39 dollar per barel. Penurunan sebenarnya terjadi juga pada minyak mentah West Texas.

Nilai penurunannya sendiri sedikit lebih tinggi dari minyak mentah brent. Itu karena minyak mentah West Texas Intermediate AS turun sebesar 0,4 persen. Ini membuat harganya turun 30 sen menjadi 79,38 dollar.

Situasi pasar sendiri memang berada di bawah tekanan. Tekanan ini muncul karena adanya indikasi pasokan rusia yang kuat. Sebenarnya pasokan ini sudah melawan larangan yang dikeluarkan uni Eropa.

Selain itu pasokan tersebut juga melanggar pembatasan harga G7 yang diberlakukan setelah invasi yang dilakukan beberapa bulan sebelumnya. Ada angka yang cukup mengkhawatirkan ketika melihat tolak ukur minyak minggu lalu. Ternyata ada kerugian yang terjadi di setiap minggunya. Kerugian ini sendiri sudah terjadi selama tiga minggu terakhir.

Pertemuan Para Menteri Utama dari Kelompok OPEC+

Para menteri utama dari kelompok OPEC+ atau Organisasi Negara Pengekspor Minyak akan melakukan pertemuan di hari Rabu. Pertemuan ini sendiri dipimpin oleh Rusia. Banyak orang memprediksi pertemuan yang dilakukan OPEC+ tersebut tidak akan mengubah kebijakan produksi minyak.

Tetapi masih ada potensi kalau kebijakan tersebut akan mengejutkan pasar. Ini bisa saja terjadi apabila pertemuan tersebut menghasilkan pemotongan kecil yang sebelumnya sulit diprediksi.

Menarik untuk ditunggu bagaimana perubahan yang akan terjadi pada harga minyak. Itu karena, masih belum keluar ekspektasi yang realistis terhadap perubahan pada harga minyak ini. 

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama